Koordinasi Lokal Proyek Konservasi Keanekaragaman Tanaman di Kalimantan Tengah
Palangka Raya – BBPSI Biogen bersama Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menggelar pertemuan lokal untuk koordinasi dan menjaring masukan dari para pemangku kepentingan terkait implementasi proyek GEF-7: Konservasi Keanekaragaman Tanaman untuk Pemanfaatan Berkelanjutan di Indonesia atau Crop Diversity Conservation for Sustainable Use in Indonesia (CDCSUI), dengan fokus pada komoditas padi dan talas di Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (3/10/2024).
Pertemuan yang berlangsung secara hybrid di Aula BSIP Kalimantan Tengah ini menghadirkan narasumber dari berbagai instansi, termasuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Tengah serta UMKM Akiko Borneo dan Pengurus Wilayah Aliasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Tengah. Juga turut hadir perwakilan Dinas Pertanian dari Kabupaten Lamandau, Kapuas, dan Seruyan, yang menjadi lokasi fokus proyek.
Proyek ini didanai oleh Global Environment Facility (GEF-7) dan bertujuan memperkuat konservasi serta pemanfaatan keanekaragaman tanaman secara berkelanjutan di Indonesia. Di Kalimantan Tengah, komoditas padi dan talas menjadi fokus utama. Masukan dari para pemangku kepentingan diharapkan dapat membantu proyek ini mencapai targetnya, termasuk peningkatan produksi, nilai tambah komoditas, dan kesejahteraan petani serta lingkungan melalui kebijakan yang mendukung dan praktik terbaik yang ada di masyarakat, termasuk masyarakat adat.
Kepala BSIP Kalimantan Tengah, Akhmad Hamdan, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang hadir, baik secara langsung maupun daring, serta berharap agar kegiatan ini dapat berjalan lancar dan sukses.
Rajendra Aryal, FAO Representatif di Indonesia dan Timor-Leste, mengungkapkan bahwa FAO senang dapat bekerja sama dengan BSIP dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi tantangan konservasi yang strategis. Proyek ini, yang akan berlangsung hingga 2027, bertujuan membangun kerangka kebijakan yang inklusif, lintas sektoral, dan mendukung rantai nilai yang menguntungkan bagi semua pihak.
Komitmen FAO sejalan dengan Strategi dan Rencana Aksi Indonesia serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2025-2045 yang baru saja diluncurkan. FAO bertujuan untuk membangun kerangka kebijakan yang harmonis, lintas sektoral, dan inklusif. FAO berupaya menciptakan rantai nilai yang menguntungkan dan sumber daya yang dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
Kepala BBPSI Biogen, Arif Surahman, menekankan pentingnya sumber daya genetik lokal untuk keberlanjutan pangan, kesehatan, dan ekonomi bangsa. Pelestarian ini penting karena memiliki potensi besar untuk masa depan. BBPSI Biogen, bekerja sama dengan FAO, berkomitmen untuk terus melibatkan pemangku kepentingan daerah guna memastikan keberhasilan proyek ini.